Widgetized Footer

Monday 15 April 2013

Kisah Inspirasi : Wortel, Telur Atau Kopi?


Kali ini  saya mau posting tentang Kisah Inspirasi : Wortel, Telur Atau Kopi? walaupun sudah banyak postingan maupun artikel yang membahasnya, tapi tidak apalah saya membahasnya lagi :D

Seorang anak mengeluh pada
ayahnya mengenai kehidupannya
dan menanyakan mengapa hidup
ini terasa begitu berat baginya. Ia
tidak tahu bagaimana
menghadapinya dan hampir
menyerah. Ia sudah lelah untuk
berjuang. Sepertinya setiap kali
satu masalah selesai, timbul
masalah baru.

Ayahnya, seorang koki,
membawanya ke dapur. Ia
mengisi 3 panci dengan air dan
menaruhnya di atas api.

Setelah air di panci-panci tersebut
mendidih. Ia menaruh wortel di
dalam panci pertama, telur di
panci kedua dan ia menaruh kopi
bubuk di panci terakhir. Ia
membiarkannya mendidih tanpa
berkata-kata. Si anak
membungkam dan menunggu
dengan tidak sabar, memikirkan
apa yang sedang dikerjakan sang
ayah. Setelah 20 menit, sang ayah
mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan
menaruhnya di mangkuk,
mengangkat telur dan
meletakkannya di mangkuk yang
lain, dan menuangkan kopi di
mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya,
“Apa yang kau lihat, nak?””Wortel,
telur, dan kopi” jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat
dan memintanya merasakan
wortel itu. Ia melakukannya dan
merasakan bahwa wortel itu
terasa lunak. Ayahnya lalu
memintanya mengambil telur dan
memecahkannya.

Setelah
membuang kulitnya, ia mendapati
sebuah telur rebus yang
mengeras.

Terakhir, ayahnya memintanya
untuk mencicipi kopi. Ia
tersenyum ketika mencicipi kopi
dengan aromanya yang khas.

Setelah itu, si anak bertanya, “Apa
arti semua ini, Ayah?”

Ayahnya menerangkan bahwa
ketiganya telah menghadapi
‘kesulitan’ yang sama, melalui
proses perebusan, tetapi masing-
masing menunjukkan reaksi yang
berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat,
keras dan sukar dipatahkan.

Tetapi setelah direbus, wortel
menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah.
Cangkang tipisnya melindungi
isinya yang berupa cairan. Tetapi
setelah direbus, isinya menjadi
keras.

Bubuk kopi mengalami
perubahan yang unik. Setelah
berada di dalam rebusan air,
bubuk kopi merubah air tersebut.

“Kamu termasuk yang mana?,”
tanya ayahnya. “Ketika kesulitan
mendatangimu, bagaimana kau
menghadapinya?

Apakah kamu
wortel, telur atau kopi?”

Bagaimana dengan kamu? Apakah
kamu adalah wortel yang
kelihatannya keras, tapi dengan
adanya penderitaan dan kesulitan,
kamu menyerah, menjadi lunak
dan kehilangan kekuatanmu.”

“Apakah kamu adalah telur, yang
awalnya memiliki hati lembut?
Dengan jiwa yang dinamis, namun
setelah adanya kematian, patah
hati, perceraian atau pemecatan
maka hatimu menjadi keras dan
kaku. Dari luar kelihatan sama,
tetapi apakah kamu menjadi pahit
dan keras dengan jiwa dan hati
yang kaku?.”

“Ataukah kamu adalah bubuk
kopi? Bubuk kopi merubah air
panas, sesuatu yang menimbulkan
kesakitan, untuk mencapai
rasanya yang maksimal pada suhu
100 derajat Celcius. Ketika air
mencapai suhu terpanas, kopi
terasa semakin nikmat.”
“Jika kamu seperti bubuk kopi,
ketika keadaan menjadi semakin
buruk, kamu akan menjadi
semakin baik dan membuat
keadaan di sekitarmu juga
membaik.”

“Ada raksasa dalam setiap orang
dan tidak ada sesuatupun yang
mampu menahan raksasa itu
kecuali raksasa itu menahan
dirinya sendiri”.


Pesan: Semua orang mendapatkan ujian, namun
menjadikannya sebagai kehancuran atau justru
menjadikannya pelajaran dan kekuatan untuk 

menjadi lebih baik adalah pilihan

0 komentar:

Post a Comment